16 Mei 2009

Presiden

Delapan Juli 2009, Indonesia akan memilih Presiden dan Wakil Presiden. Capres/Cawapres sudah ditentukan tiga pasang: Pasangan Jusuf Kall-Winarto; Megawati-Prabowo Subianto; dan Dr. Susilo bambang Yudhoyono-Prof. Dr. Budiono. Ketiga pasangan tersebut secara berturut-turut telah mendaftar secara resmi ke KPU. Masyarakat secara aktif mengikuti peristiwa tersebut baik melalui media cetak dan elektronik. Khusus untuk pasangan SBY-Budiono ada keunikan sebab pasangan tersebut dideklarasikan di Bandung melalui suatu acara menarik. Sementara kedua lainnya dideklarasikan secara biasa-biasa saja. Menarik mengikuti pasangan SBY-Budiono sebab menuai kontroversi karena menganggap Budiono adalah seorang ekonom yang neoliberal padahal justru dialah yang menghidupkan Bank syariah lewat undang-undang di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh tifaful sembiring sang Presiden Partai PKS yang-sebelumnya menolak Budiono sebagai pasangan SBY. Ada juga demo mahasiswa di Cirebon dan Jakarta menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap pasangan SBY-Budiono namun tak berlangsung lama. Mahasiswa sendiri demo dengan info yang tidak lengkap dipahami. Mungkinkah mereka ditunggangi? Ada lagi yang beda pada saat pendaftaran ketiga pasangan di KPU. Kalau pasangan JK-Wiranto dan pasangan Mega-Prabowo diberi kesempatan Cawapres untuk bicara, Cawapres Budiono tidak memberikan kata sambutan. Perlu diketahui bahwa pasangan SBY-Budiono saat ini merupakan pasangan Capres/Cawapres yang incumbent. Pasangan Jusuf Kall-Wiranto menyebut pasangannya dengan JK-Win, sedang pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto menyebut pasangan mereka Megapro, lalu pasangan SBY-Budiono menyebut pasangan mereka dengan SBY Berbudi. Pasangan Megapro termasuk pasangan yang alot sebab melalui beberapa kali pertemuan. beberapa kali Megawai bertemu dengan JK, Wiranto, Prabowo Subianto, dan berbagai tokoh politik lainnya di tempat yang berbeda-beda. Tapi akhirnya pilihannya jatuh pada Prabowo. Ini disebabkan oleh perolehan suara yang tidak mencapai 25 persen atau 20 persen legislatif. Kemudian calon yang diajak koalisi cenderung ingin jadi capres, sementara bagi Megawati-capres adalah harga mati. Setelah JK dan Wiranto tidak berkenan di hati Megawati, JK dan Wiranto akhirnya mengumumkan berpasangan dan merupakan yang pertama kali. Pengumuman itu disambut dingin oleh masyarakat. SBY dianggap termasuk orang yang berani menentiukan Budiono sebagai pasangannya. Sebab ada empat partai politik koalisinya yang masing-masing mengajukan Cawapres seperti PPP, PKS, PAN, dan PKB. Akhirnya SBY memilih orang yang tidak memiliki kepentingan politik sebab Budiono tidak berasal dari salah satu Parpol. Agak beda lagi, SBY-Budiono pada saat pendaftaran sekaligus membacakan 23 partai politik yang ikut mengusungnya. Melalui media massa elektronik seperti beberapa stasiun TV mulai mengungkap siapa sebenarnya para capres dan cawapres ini dengan mewawancarai masayarakat pada seluruh level termasuk teman bermain dan teman sekelasnya pada saat SD, SMP. Tapi rakyat secara keseluruhan ingin menjatuhkan pilihan sesuai kepentingan politiknya.